18 Juni, 2011

Dia Untukku...?

ISTIKHARAH CINTA

Memilih pasangan hidup memang harus hati-hati. Bibit bobot bebet bukan hanya sekedar nasehat tidak penting dari orang tua. Itu sesuatu yang harus dipertimbangkan.

Tapi ada beberapa hal simple yang bisa membantu kita dalam tahap pendekatan awal untuk bisa mempertimbangkan apakah orang ini layak diperjuangkan untuk menjadi kandidat pasangan kita kedepan nanti :

  1. BAGAIMANA REPUTASINYA
Seringkali kita bermimpi "untuk mengubah seorang yang liar menjadi orang yang baik hati", namun mimpi itu tidak selalu menjadi kenyataan. Karena itu, jika reputasi orang yang kita sukai itu sangat buruk di luar sana, kita sebaiknya berhati-hati dan berpikir dua kali atau mungkin tiga kali.

  1. KENALI SETIAP PERCAKAPAN DENGANNYA
Dalam setiap percakapan, yang penting untuk kita ketahui ialah apakah ia seorang "pecinta diri sendiri" atau bukan. Jika ia tipe yang selalu fokus pada dirinya ketimbang pada kita, ini tanda kurang baik, terutama jika kita ingin serius dengannya di kemudian hari.

  1. KETAHUI SEJARAH PERCINTAANNYA
Apakah calon kita ini terkenal sebagai si tukang gonta ganti pacar. Jika mantan pacarnya ada 12 padahal umurnya baru 23 tahun, kita benar-benar harus hati-hati, karena itu berarti dia bermasalah dengan satu kata yang berjudul ”komitmen”. Bisa-bisa kita hanya akan menjadi "pacar nomor 13" untuknya.

  1. APAKAH KITA NYAMAN BERSAMANYA
Ada orang yang kita sukai tapi membuat kita sendiri tidak nyaman. Mungkin karena bahasanya yang kasar, cara berpakaiannya yang ”jujur saja” membuat malu, atau tingkah lakunya yang kadang tidak sopan. Jika ya, lebih baik pikir-pikir dulu untuk menjadikan dia calon suami/istri.

  1. BAGAIMANA DIA DAN KELUARGANYA
Bagaimana ia memperlakukan keluarganya dan bagaimana ia berhubungan dengan saudara-saudaranya adalah hal penting yang disimak. Peringatan besar muncul jika orang yang anda sukai suka memusuhi adiknya sendiri atau kasar pada orang tuanya.

  1. SADARI PENGARUH KEHADIRANNYA PADA KEROHANIAN ANDA
Ini poin yang paling penting. Sebelum kita dan si dia memulai hubungan yang lebih serius, kita harus mulai bisa menilai dari berbagai sisi, apakah kehadiran orang istimewa kita itu memberi pengaruh baik bagi kerohanian kita atau tidak. Apakah kehadirannya membuat kita rajin berdoa atau malah jadi malas berdoa sama sekali...? Apakah bersamanya membuat kita jadi jatuh dalam dosa atau tidak...?

Poin utamanya ialah, bersama dengan dirinya harus membuat hidup rohani kita naik dan bukan turun...!! Jika bersama dengannya membuat rohani kita menjadi lemah, tinggalkan saja dia jangan bersamanya.

  1. BAYANGKAN YANG JAUH KEDEPAN
Maksudnya, kita harus mulai punya bayangan sebuah pernikahan dengan dirinya. Jika membayangkan untuk menjadi istri/suaminya saja membuat kita merasa aneh, jangan lanjutkan. Bayangkan juga apakah ia bisa menjadi ayah/ibu yang baik bagi anak-anak kita nanti. Kalau sikap dan karakternya sangat meragukan untuk itu, berarti ini sebuah lampu merah untuk kita.

  1. ORANG LAIN HARUS DIHARGAI
Pendapat orang tua, pendapat sahabat, pendapat pimpinan, harus kita dengarkan. Biasanya mereka yang sudah "buta oleh cinta" tidak bisa melihat segala sesuatu dengan objektif. Karena itu pendapat orang penting dipertimbangkan. Jika semua orang terdekat berkata tidak, tidak ada salahnya untuk mempertimbangkan kembali keputusan anda.

  1. TANYA ALLAH SWT DALAM SHOLAT ISTIKHARAH
Terakhir tapi yang sangat penting, adalah bertanya kepada ALLAH SWT, Dzat Yang Maha Mengetahui hal yang ghaib. Mintalah jawaban TERBAIK dari-NYA. Percayakan hal yang kita tidak tahu tentang itu (jodoh) hanya kepada Allah SWT. DIA tahu yang TERBAIK.

Tidak menyesal orang yang beristikharah kepada Al-Khaliq dan bermusyawarah dengan orang-orang mukmin dan berhati-hati dalam menangani persoalannya.

Jika hampir semua dari 9 hal sederhana di atas mengarah ke sesuatu yang negatif tentang orang yang kita sukai tersebut, mengapa harus pusing lagi...? Orang-orang sekeliling kita boleh menyebarkan kebohongan bahwa "kita harus punya calon!!". Padahal tidak. Begitu banyak perceraian yang terjadi karena kebohongan ini.

Mereka memaksakan diri berta'aruf dengan orang yang salah hanya karena ingin punya calon dan akhirnya menikahi orang salah itu. Dan penyesalan hanya datang kemudian, "andai aku lebih berhati-hati waktu ta'aruf dulu".

Karena itu, tidak ada salahnya bagi kita untuk MENUNGGU sampai orang yang terbaik dari ALLAH SWT itu datang menjemput kita...

0 komentar:

 

Blog Template by YummyLolly.com